Jumat, 26 April 2013

Cerita Minta Uang kepada Gondoruwo Untuk Bayar Hutang


Foto Ilustrasi Gondoruwo

Cerita Mistik. Cerita Minta Uang kepada Gondoruwo Untuk Bayar Hutang. ini adalah kisah nyata yang dikirim oleh salah seorang pembaca setia infomistik.com yang kini tinggal di Madiun.  Dalam cerita yang berjudul “Cerita Minta Uang kepada Gondoruwo Untuk Bayar Hutang” ini Sukamto menceritakan  pengalalamannya yang terjadi pada dua puluh lima tahun yang lalu, karena kondisi ekonomi keluarga yang begitu memprihatinkan, dan ia terbelit utang serta tidak punya penghasilan tetap untuk membayar uang tersebut, maka ia meminta uang kepada Gondoruwo untuk membayar utangnya.  Berikut adalah “Cerita MintaUang kepada Gondoruwo Untuk Bayar Hutang”.

Kala itu, saat saya berusia 27 tahun dan saya sudah berkeluarga dan dikaruniai dua orang anak. Saat itu saya belum memiliki pekerjaan tetap, saya hanya buruh serabutan yang kadang ada pendapatan kadang juga tidak ada sama sekali. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, saya berhutang sekedar untuk makan dan kebutuhan dasar hidup keluarga, bahkan sampai berhutang kepada rentenir.

Suatu ketika, total jumlah hutang saya saat itu mencapai Rp. 2.700.000,-.  Rentenir menagih saya, dan jika saya tidak melunasi hutang saya dalam waktu tiga hari, maka rumah orang tua saya akan disita dan saya akan dilaporkan ke Polisi. Saya benar-benar bingung, mau kemana lagi,

Dalam kebingungan itu, saya mencoba menemui seorang kawan yang tinggal di dareah Nganjuk, namanya Yanto.  Setelah bertemu, saya menceritakan kondisi saya tersebut dan saya berharap dia bisa membantu saya.  Singkat cerita, dia menawari saya untuk minta uang kepada Gondoruwo yang ia kenal.  Mendapatkan tawaran itu, saya kaget, mana mungkin?, dan apa tidak ada akibat di belakang hari?, akhirnya sebelum saya menerima tawaran tersebut, saya menanyakan lebih jauh kepada Yanto.

“Apa tidak dosa minta uang kepada Gondoruwo?”, tanya saya kepada Yanto. “dosa bagaimana?, apa kamu dosa minta uang sama aku?”, jawab Yanto sembari balik bertanya kepada saya. “ya kalau minta ke kamu ya gak apa-apa, tapi Gondoruwo kan makhluk gaib, hantu”, jawab saya. “trus apa bedanya saya dengan hantu, sama-sama makhluk Tuhan.  Alam seisinya ini diciptakan oleh Tuhan untuk kemakmuran manusia, termasuk juga Gondoruwo. Yang dosa itu kalau kita minta rejeki kepada makhluk, mau makhluk gaib atau makhluk nyata itu tidak boleh, itu musyrik namanya.  Kalu minta rejeki ya kepada Tuhan.  Lha ini kan minta uang, sama saja dengan minta uang sama aku, sama pamanmu dan lainnya”,  jelas Yanto.

Saya termerenung, lalu saya bertanya lagi “apa tidak ada akibatnya?”, “ya ada, yang jelas, kalau kamu dikasih ya akibatnya kamu punya duit buat bayar hutang dan kamu tidak pusing lagi”, jawab Yanto. “bukan itu maksudku, nanti dia nagih ke aku atau anak turunanku atau bagaimana”, kata saya kepada Yanto. “nagih bagaimana, memangnya kamu hutang sama dia?, kan minta. Bukan hutang.  Kalau kamu hutang atau pinjam uang, ya pasti ditagih”. Jelsa Yanto.

Singkat cerita, saya menerima tawaran itu, dan malam harinya saya dipertemukan oleh yanto dengan Gondoruwo itu di sebuah kamar di rumah Yanto.  Kamar itu Gelap karena lampu dimatikan, tapi saya masih bisa melihat sosok tinggi besar karena masih ada sedikit cahaya lampu yang menerobos lewat lubang angin-angin.  Baru pertama kali ini saya melihat sosok Gonforuwo yang menyeramkan itu, tapi apa boleh buat, saya harus mendapatkan uang untuk membayar hutang.

Dalam pertemuan dengan Gondoruwo itu, Yanto mengutarakan kepada Gondoruwo bahwa saya mau minta uang.  Lalu Gondoruwo itu bertanya kepada saya “siapa namamu?”, saya jawab “Sukamto”, lalu Gondoruwo itu bertanya “kamu mau apa?”, sayapun menjawab “saya mau minta uang Rp. 2.700.000,-“.  Lalu Gondoruwo itu bertanya lagi “buat apa?”, sayapun menjawab “buat bayar hutang”. Gondoruwo diam, lalu dia berkata “Saya ada Rp. 10.000.000, terimalah”.  Sayapun menjawab “saya hany perlu Rp. 2.700.000 saja”. “Baiklah kalau begitu”, kata Gondoruwo.  Lalu Gondoruwo itu menyerahkan segepok uang kepada saya, lalu dia pergi sambil mengucapkan salam.  Setelah menjawab salamnya, saya dan yanto keluar kamar. Lalu kami hitung uang itu, dan Pas, Rp. 2.700.000.

Lalu Yanto berkata “kamu ini aneh, dikasih lebih gak mau, kan bisa dipakai buat modal usaha”. “Nggaklah, dari rumah aku kan ke sini buat dapatkan uang Rp. 2.700.000, aku gak mau serakah, biarlah, ini juga aku sudah sangat bersyukur”, jawab saya.

Lalu anto mengingatkan saya “kamu keluarkan dulu dua setegah persen buat zakatnya, kasih ke fakir miskin”, “Ya, tapi jadi kurang Yan”, kata saya. “Sudahlah, nanti kurangnya aku pinjami”, kata Yanto.  Lalu saya hitung dan saya keluarkan dua setengah persennya, yaitu Rp. 67.500. Dan Yanto malah memberi saya pinjaman uang Rp. 75.000 serta memberi saya Rp. 25.000 dan dua gantang beras. 

Demikianlah Cerita Minta Uang kepada Gondoruwo Untuk BayarHutang.  Saya bersyukur kepad Tuhan, akhirnya saya bisa melunasi Hutang.

Cerita Mustika Ular dan Misteri Teror Ular Cobra


Foto Mustika Ular dan Ular Cobra

Cerita Mistik. Cerita Mustika Ular dan Misteri Teror Ular Cobra. Bumi Nusantara memang kaya raya, termasuk kaya akan benda mustika, salah satunya adalah mustika ular. Kali ini saya menceritakan tentang kisah nyata yang terjadi di rumah saya, saat saya masih berumur dua belasan tahun, sekitar kelas 1 SMP, yang terjadi lima belas tahun yang lalu. Saya tinggal di sebuah desa di daerh Blitar, Jawa Timur.  Mungkin sebagian dari para pembaca telah tahu tentang apa itu mustika ular, kebetulan orang tua saya memiliki itu. Bukan bermaksud syirik, tapi menghormati orang yang mengamanatkan mustika itu pada orang tua saya. Berikut adalah Cerita MustikaUlar dan Misteri Teror Ular Cobra.

Ayah saya adalah penggemar burung kicau maupun burung hias, mulai dari beo, jalak bali, Poksai hongkong, perkutut, cucak rowo, kacer dll. Yang pasti seingat saya, saat itu ada 14 ekor. Nah kebetulan ayah saya sudah bingung ngurus burung-burung itu, akhirnya sepasang burung perkutut dewasa dikasihkan kepada temannya sebut aja Om Dawam, dengan syarat harus di urus sama Om Dawam.

Karena Om Dawam merasa tidak enak kalau dikasih gratis oleh ayah saya, maka om Dawam memberikan sebuah benda mengkilap berbentuk bulat sebesar telur ular kepada ayah saya. Om Dawam bilang bahwa benda tersebut adalah mustika ular.  Awalnya ayah saya menolak, tetapi karena dipaksa, maka diterimalah benda bulat tersebut, lalu ayah saya menyimpan mustika ular itu di dalam laci, tanpa berharap manfaat apapun dari mustika ular itu.

Awalnya memang tidak terjadi apa-apa di rumah kami. Namun, setelah beberapa bulan, mulai terjadi keanehan, rumah saya terasa diteror oleh banyak ular. Ular tersebut adalah ular Cobra, ada yang  berwarna hitam pekat, ada yang berwarna coklat kekuningan, dan bahkan anehnya ada yang berwarna hitam putih. Saya tidak tahu, apa benar ada ular Cobra yang berwarna hitam putih, warna hitam pun jarang.

Setalah kami telusuri, ternyata ular-ular  tersebut bersarang di belakang dapur rumah kami.  Hal yang sangat aneh juga, ternyata ular-ular tersebut sama sekali tidak mengganggu di dalam rumah. Bahkan tidak jarang ketika kami di rumah, ular-ular itutiba-tiba lewat, atau pas membuka pintu dapur, ada ular mengangkat kepalanya melihat kami, lalu langsung melarikan diri. Tapi ketika ular tersebut masuk rumah tetangga, ular tersebut sangat ganas, maklumlah, namanya juga ular Cobra.

Ular-ular tersebut memang tidak mengganggu kami, hanya saja kami merasa diteror oleh ular-ular tersebut. Awalnya, tempat yang kami angap sebagai sarang ular itu kami siram dengan air garam, ternyata ularnya tidak juga hilang. Lalu orang tua berinisiatif menyiram sarang ular itu dengan air panas...

Pas malam harinya,  setelah ayah menyiram sarang ular itu dengan air panas, ayah bermimpi aneh, yaitu didatangin oleh ular cobra yang berwarna hitam-putih. Dia berbicara kepada ayah dengan memohon maaf karena tinggal disitu sekaligus meminta ampun agar jangan disiram pake dengan panas.

Beberapa hari berlalu setelah mimpi itu, ular-ular itu sudah tidak kelihatan lagi. Setelah yakin bahwa sudah tidak ada lagi ular, akhirnya belakang dapur rumah kami semen semua agar apabila ada kemungkinan ular lain datang, tidak akan bersarang disitu.

Demikianlah Cerita Mustika Ular dan Misteri Teror Ular Cobra. Saya juga tidak tahu, apa ada hubungan antara mustika ular atau kejadian yang terjadi di rumah saya. Tapi yang pasti, rasanya tidak mungkin kalau ada ular sampai bersarang di belakang dapur dengan tiba-tiba, serta bisa berpesan lewat mimpi.

Sumber : http://infomistik.com/misteri-mustika-ular-dan-teror-ular-cobra-275.html

Cerita Berkenalan dengan Linda, Gadis Cantik Putri Raja Jin


Foto Ilustrasi Linda, Gadis Cantik Putri Raja Jin

Cerita Mistik. Cerita Berkenalan dengan Linda, Gadis Cantik Putri Raja Jin.  Cerita tentang jin dan alam gaib memang cukup menarik untuk disimak.  Masalah percaya atau tidak, itu lain soal. Kali ini Cerita Mistik akan menyajikan kiriman cerita dari pembaca setia infomistik.com di Kalimantan Selatan yang bernama Basori.  Ia menceritakan Kisah Dicintai Gadis Cantik Putri Raja Jin.  Cerita ini merupakan kisah nyata yang dialaminya dua puluh delapan tahun yang lalu, tepatnya tahun 1985, saat ia baru berusia 17 tahun dan masih duduk di bangku kelas III SMA.  Berikut ini adalah Cerita Berkenalan dengan Linda,Gadis Cantik Putri Raja Jin.

Waktu itu, tahun 1985 saat saya masih di kelas III SMA, menjelang EBTANAS (saat ini namanya Ujian Nasional atau UN).  Pada suatu malam, sekitar pukul 10 malam, saya sedang duduk sendiri di teras rumah sambil merenungkan masa depan, saya akan kuliah di mana selepas SMA. Saya bukanlah siswa yang pintar yang mudah memilih dan masuk jurusan apa saja di perguruan tinggi negeri mana saja.  Prestasi belajar saya biasa-biasa saja, cita-cita juga belum jelas mau jadi apa, yang jelas saya ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Di tengah lamunan itu, tiba-tiba mata saya tertuju pada sosok gadis cantik bergaun putih yang berdiri di bawah pohon yang ada di halaman rumah. Saya kaget, dari mana datangnya gadis itu malam-malam begini. Dalam kekagetan saya itu, gadis cantik itu mendekat dan tersenyum serta  menyapa saya sambil bertanya “kamu sedang apa?”. Saya masih terbengong dengan kekagetan dan kagum atas kecatikan gadis itu sehingga tidak mampu mengucapkan sepatah katapun untuk menjawab pertanyaan itu.

Lalu gadis itu tersenyum lagi dan berkata “kamu kaget ya, namaku Linda, aku tinggal di sekitar sini.  Aku tahu namamu Basori”, katanya. Aku tambah kaget, dia tahu namaku, dia bilang tinggal di sekitar sini, padahal belum pernah aku melihat gadis secantik dia di sekitar kampungku ini.  Sama sekali aku tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.  Lalu dia berkata “ya sudah kalau tidak mau bicara, aku pulang dulu, sampai jumpa lagi”, katanya sambil pergi keluar melewati pintu halaman rumah saya yang tak berdaun pintu.

Sejak malam itu saya selalu terbayang kecantikannya, setiap saat.  Ada rasa ingin bertemu, ingin melihat kecantikannya lagi. Sore hari, sepulang sekolah, saya berjalan keliling kampung, mencari-cari di mana gadis cantik itu tinggal.  Barangkali ada penduduk baru di kampung saya ini, karena semua penduduk di kampung saya kenal, kecuali gadis cantik yang bernama Linda itu, belum pernah saya bertemu sebelumnya.  Kelimpungan saya dibuatnya.

Tepat 7 malam setelah pertemuan pertama, Linda datang lagi, saat saya sedang  duduk sendirian di teras. Seperti sebelumnya, dia datang tiba-tiba, saya tidak melihatnya masuk lewat pintu halaman, tiba-tiba ada di hadapan saya. Dia tersenyum saat aku melihatnya, dan dia berkata “sedang memikirkan apa, kelihatannya serius sekali”. Kali ini aku beranikan diri untuk bisa berbicara dengannya “ah enggak kok, hanya mikir masa depan”, jawab saya. “masa depan jangan dipikirkan, tapi dihadapi dan dijalani, kamu nikah dengan aku saja, nati masa depan kita hadapi dan kita jalani bersama-sama ya”,  kata Linda.

Saya terbengong dengan perkataannya, dia mengajak menikah. Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara ayah saya, “sudah malam, ada apa di luar sendirian, ayo masuk”. Saya menoleh ke arah ayah saya, lalu kembali menoleh ke arah Linda, dan ternyata Linda sudah tidak ada, tak tahu kemana.  Saya langsung masuk rumah dan ayah mengunci pintu.

Semalaman saya tidak bisa memejamkan mata, memikirkan gadis yang bernama Linda itu.  Akibat tidak tidur semalaman, pagi hari aku sangat mengantuk, saya tidak bisa berangkat sekolah.

Ayah saya melihat keanehan pada diri saya, ayah menanyakan kepada saya ada apa, saya hanya menjawab tidak ada apa-apa. Tapi ayah tetap merasa ada sesuatu.  Ayah memanggil kakaknya, yaitu pakde saya yang bernama  Burhan, ayah meminta pakde Burhan melihat saya.  Pakde Burhan adalah orang pintar di kampung saya.

Pakde Burhan mengatakan bahwa saya sedang dicintai gadis catik putri raja jin.  Lalu pakde Burhan mengambil segelas air minum dan satu ember  air dari sumur.  Kemudian, setelah air minum di gelas dan air yang ada di ember dibacakan do’a-do’a, saya disuruh meminum air minum yang ada di gelas dan air yang di ember buat saya mandi.

Setelah saya minum dan mandi dengan air tersebut, Linda tidak pernah muncul lagi hingga kini, namun kecantikan wajahnya masih tersisa dalam ingatan saya.

Demikianlah Cerita Berkenalan dengan Linda, Gadis CantikPutri Raja Jin, semoga dapat menghibur para pembaca. (SD)

Cerita Kematian Pemburu Batara Karang


Foto Batara Karang

Cerita Mistik. Cerita Kematian Pemburu Betara Karang. Kisah Tragis kematian Anggota Kawanan Pemburu Batara Karang ini diangkat dari suatu kejadian nyata yang dialami oleh satu kawanan pemburu Batara Karang yang terjadi sepuluh tahun yang lalu dimana saat itu sedang ramai dibicarakan tentang bisnis sewa menyewa Batara Karang.  Batara Karang diyakini bisa dimanfaatkan atau disuruh untuk memindahkan uang secara gaib dari suatu gudang uang ke tempat lain yang dituju.  Karena itulah, saat itu marak bisnis sewa menyewa Batara Karang sehingga empat orang kawanan tersebut berburu Batara Karang.

Batara Karang adalah makhluk berbentuk seperti manusia, tingginya kira-kira sejengkal, berambut dan berkuku panjang.  Konon, Betara Karang adalah berasal dari manusia yang memiliki ilmu kasaktian yang bernama ilmu Batara Karang, yang telah mati ratusan tahun yang lalu.Berikut adalah Cerita Kematian Pemburu Batara Karang.

Malam Jum’at pukul 20.30, empat orang laki-laki, sebut saja namanya Senin, Selasa, Rabu dan Kamis, mengendarai sebuah mobil minibus sampai di sebuah dusun kecil di daerah Sukabumi.  Di pinggir jalan, mobil mereka berhenti.  Mereka keluar meninggalkan mobil.  Mereka berjalan menuju sebuah pemakaman tua yang konon terdapat sepasang Batara Karang tinggal di pemakaman tua itu. Lokasi pemakaman itu cukup jauh dari perkampungan, sekitar 2 kilometer.  Tidak ada jalan lain menuju pemakaman tua itu selain melalui pematang sawah yang ada d areal persawahan yang memisahkan perkampungan dengan komplek pemakaman itu.

Mereka berjalan dalam kegelapan meniti pematang ditemani lampu senter sebagai alat penerang jalan.  Setelah satu setengah jam perjalanan, sampailah mereka di pintu gerbang pemakaman tua itu yang berupa dua batang pohon besar yang membuat pemakaman tua itu terkesan sangat angker. Mereka memasuki pemakaman itu, mereka menyorot areal pemakan itu dengan lampu senter yang mereka bawa. Mereka dapat melihat sebuah cungkup, satu-satunya cungkup  yang ada di pemakaman itu.  Lalu mereka mengarahkan semua lampu senter mereka ke arah cungkup itu.  Keanehan mulai terjadi,  semua senter mati.  Merekapun saling pandang.

Lalu mereka berpencar menjadi dua kelompok.  Masing-masing kelompok beranggotakan dua orang. Satu kelompok berjalan ke arah utara cungkup, sedang satu kelompok lainnya berjalan menuju selatan cungkup.  Masing-masing kelompok mengambil jarak sekitar 5 meter dari cungkup.  Setelah masing-masing kelompok telah mereka sampai pada jarak tersebut, mereka melakukan ritual membaca membakar kemenyan sambil membaca mantra-mantra.

Tak berapa lama setelah ritual mereka mulai, angin kencang dan suara gemuruh terdengar, terlihat juga kilatan petir di langit pemakaman, di atas pemakaman tua itu.  Tiba-tiba, dari cungkup itu keluarlah asap tebal dan suara lengkingan yang memekakkan telinga. Dari asap tebal itu muncul sebuah benda melayang ke udara, ke arah utara.  Dengan cekatan, si Rabu yang ada di kelompok utara menangkap benda itu dengan kain sarung yang memang telah mereka siapkan untuk menangkap benda itu.  Ya, benda itu adalah satu di antara sepasang Batara Karang yang tinggal di pemakaman tua itu.  Satu telah tertangkap oleh mereka.

Tak berapa lama setelah benda melayang itu tertangkap, terlihat lagi asap tebal keluar dari cungkup, dan dari asap tebal itu keluar sebuah benda melayang ke arah selatan.  Si Kamis dan Selasa berupaya keras menangkap benda itu namun gagal.  Benda itu melayang ke atas dengan suara menggelegar.

 Setelah beberapa saat, suasana kembali hening.  Suara gemuruh tak terdengar lagi, angin berhembus perlahan lagi, di langitpun tak terlihat kilatan petir.  Mereka berempat berkumpul lalu keluar pemakaman tua itu melalui pintu gerbang.  Mereka berjalan kembali menuju perkampungan.  Kali ini, mereka berjalan dalam kegelapan tanpa penerangan.  Lampu senter yang mereka bawa tak berfungsi.

Hampir dua jam mereka tempuh perjalanan dalam kegelapan, akhirnya sampai juga mereka perkampungan.  Sesampai di perkampungan, mereka berempat menuju mobil mereka yang  mereka tinggalkan di pinggir jalan, lalu mereka pulang ke Majalaya, tempat asal mereka.

Siang telah berlalu, tibalah malam pertama Batara Karang yang berhasil mereka tangkap itu tnggal di sebuah rumah di sebuah desa kecil di Majalaya.  Empat orang kawanan penangkap batara Karang sedang berkumpul di ruang tamu, sedang sang Batara Karang ditempatkan di salah satu kamar rumah itu.

Tepat pukul 12 malam, ketika mereka berempat hendak tidur, tiba-tiba terdengar suara bergemuruh, angin kencang mendobrak dan mendobrak pintu rumah yang tertutup. Setelah pintu terbuka, dengan angin kencang, sebuah benda melayang  memasuk rumah dengan suara menggelegar. Rabu berupaya menangkap benda itu yang tak lain adalah satu Batara Karang yang belum tertangkap kemarin malam.  Namun Batara Karang itu terlalu kuat bagi Rabu. Dengan angin kencang dan panas, Batara Karang itu menghempaskan Rabu ke sudut ruang tamu, lalu menerobos mendobrak pintu kamar tempat satu Batara Karang yang telah tertangkap Kemarin malam.  Kedua Batara Karang itu pergi melayang, dengan iringan suara keras yang memekakkan telinga, mereka kembali ke alamnya.

Setelah itu, tiga anggota kawanan itu membantu Rabu yang  tertelungkup di sudut ruang tamu karena terhempas oleh serangan Batara Karang. Naas, Kamis sudah ternyata sudah tidak bernyawa lagi dengan dada seperti terbakar dengan mata mendelik dan mulut terbuka.  Kamis adalah anggota kawanan yang berhasil menangkap satu Batara Karang di pemakaman kemarin malam.  Dia menghembuskan nafas terakhirnya  oleh serangan Batara Karang.