Rabu, 19 Juni 2013

Cerita Mengusir Hantu Pocong dengan Sapu Lidi

Cerita tentang hantu memang mengasyikkan. Terlepas percaya atau tidanya tentang adanya hantu, namun banyak orang mengaku telah pernah melihat hantu. Cerita Mengusir Hantu Pocong dengan Sapu Lidi ini diangkat dari sebuah peristiwa yang dialami oleh Deny dan Istrinya.  Peristiwa ini terjadi sekitar 15 tahun lalu di sebuah desa kecil di di daerah Kanigoro, wilayah kabupaten Blitar, Jawa Timur, tempat Deny dan istrinya tinggal. Berikut ini adalah Cerita Mengusir Hantu Pocong dengan Sapu Lidi, cerita kiriman dari Deny di Blitar.

Sebelumya perkenalkan nama saya Deny.  Saat ini saya berusia 45 tahun.  Saya dan istri saya tinggal di daerah Kanogoro, Blitar, Jawa Timur.  Kali ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman bertemu hantu pocong.  Kalau cerita bertemu hantu, sebenarnya saya termasuk orang yang tidak jarang bertemu dengan berbagai jenis hantu. Cerita saya bertemu hantu pocong ini adalah kisah nyata yang terjadi pada 15 tahun yang lalu.  Kejadiannya pada waktu malam sekitar jam 10 malam di depan rumah saya.



Kampung kami memang waktu itu masih sangat sepi, masih banyak kebun dan pohon-pohon  besar dan tinggi.  Jumlah rumah juga masih sedikit dan terpencar-pencar, jalanan gelap di waktu malam karena belum ada penerangan jalan, berbagai macam hantu seperti pocong, gondoruwo, wewe gombel dan lain sebagainya juga sering menampakkan diri. Tidak seperti sekarang, kampung kami sudah ramai, rumah penduduk juga sudah banyak, pohon-pohon besar juga tinggal beberapa batang saja, jalanan sudah terang benderang sehingga para hantu itu juga jarang bahkan sudah lama tidak menampakkan diri, mungkin gerah atau malu barangkali.

Waktu itu saya sedang duduk di teras sambil ngobrol cerita sana-sini dengan istri saya serta mas Giman, tetangga rumah. Waktu itu saya dan mas Giman adalah penduduk baru di kampung itu. Saat lagi asik-asiknya ngobrol, mas Giman yang duduknya menghadap ke arah kebun yang rimbun dengan pepohonan besar terllihat gagap sambil menunjuk ke arah kebun itu, “ono opo mas”, tanyaku kepada mas Giman “ppppp” jawab mas Giman tidak jelas, lalu saya dan istri saya menengok ke arah yang ditunjuk mas Giman, ternyata ada hantu pocong di bawah pohon trembesi besar di kebun itu. “ooo, ono pocong to, yo wis ben to, wis biasa nang kono iku mas, ora usah kaget ”, kata istri saya yang juga melihat hantu pocong itu.  Akhirnya kami ajak mas Giman masuk ke ruang tamu dan kami tenangkan.

Sekitar limabelas menit beselang dari saat masuk ruang tamu, saya dengar di luar ada teriakan-teriakan, ada yang berteriak “toloooong-tolooooong”, ada yang berteriak “pocooong-pocooong”, dan ada yang berteriak “kursiiii-kursiiiii”, lalu saya dan istri saya keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi, Astaghfirullah, ternyata beberapa ibu-ibu yang pulang dari pengajian ketakutan melihat hantu pocong tadi yang kini ada di pinggir jalan yang mereka lalui.  Dengan cepat istri saya mengambil sapu lidi di halaman rumah kemudian dia menghampiri hantu pocong itu sambil dan memukul hantu pocong itu dengan sapu lidi sambil berteriak “rono, miriho, rono, rono (sana, menyingkirlah, sana, sana -red)“, lalu hantu pocong itupun pergi menghilang.

Setelah hanttu pocong itu menghilang, kami ajak ibu-ibu itu masuk rumah untuk kemi beri minum aga ternang.  Setelah tenang, saya bertanya kepada mereka “tadi ada yang teriak kursi kursi tadi siapa bu?”, tanya saya. “Kulo mas Deni, maksude kulo ajeng maos ayat kursi tapi mboten saget kewoco, sing medal malah kursi kursi mawon (saya mas Deny, maksudnya saya mau baca ayat kursi buat ngusir hantu pocong itu, tapi gak bisa kebaca, yang keluar malah kursi kusri saja)”, Jawab Bu Lastri, karuan saja kami yang di situ jadi tertawa dibuatnya.

Ya, mungkin sama dengan saya, istri saya juga tidak pernah merasa takut dengan penampakan hantu.  Dia pernah cerita kepada saya bahwa sejak kecil dia sudah terbiasa melihat hantu. Saya sendiri juga begitu.  Bagi saya, hantu juga makhluk Tuhan, sama seperti saya, dan sampai saat ini saya belum pernah mendengar ada orang meninggal karena digigit hantu.  Jadi menurut saya tidak ada alasan untuk takut kepada hantu, buktinya, jika kita berani seperti yang sudah dilakukan oleh istri saya, ternyata hantu yang takut kepada kita.

Demikianlah Cerita Mengusir Hantu Pocong dengan Sapu Lidi dari saya, semoga dapat menghibur anda. Lain waktu saya diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menulis cerita lagi buat para pembaca cerita mistik tercinta.  Salam dari saya, Deny.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar